Sabtu, 08 Januari 2011

ASPEK POSITIF DAN NEGATIF PELAPISAN SOSIAL

Sistem pelapisan sosial dalam masyarakat sangatlah mungkin terjadi, karena adanya tingkatan kesenjangan-kesenjangan yang didasari dari beberapa hal misalnya dari segi Ekonomi, ini akan menimbulkan stratifikasi sosial yang sangat mencolok. Masyarakat dan lingkungan sosialnya menjadi elemen yang tak dapat terpisahkan sehingga akan menimbulkan efek-efek tertentu sesuai dengan pola fikir dan lingkungan masyarakat sosial itu sendiri.

Beberapa aspek yang timbul akan menimbulkan kesenjangan sosial dan diskriminasi, aspek negative ini bisa saja terjadi pada daerah-daerah pedesaan, pasalnya pedesaan yang umumnya petani akan senantiasa lebih dikuasai oleh tengkulak-tengkulak yang memainkan harga pasar yang cenderung seringkali merugikan para petani, contohnya para petani daun bakau untuk pembuatan rokok, harga bakau harus ditentukan oleh tengkulak yang sudah bekerja sama dengan produsen rokok yang telah memilik nama. Tingkatan ekonomi lah yang membuat stratifikasi sosial ini muncul, belum lagi karena jabatan dan tingkat pendidikan.

Aspek lain dari pelapisan sosial ini bisa saja menjadi hal yang menguntugkan bagi sebagian orang, aspek positif ini dapat kita jumpai di berbagai tempat contohnya jika kita seorang pejabat pemerintah kita mungkin akan sedikit lebih mudah dalam urusan birokrasi, karena adanya bantuan orang dalam yang memiliki jabatan. Pelapisan sosial di pedesaan mungkin akan menimbulkan hal baik bagi para pencari modal apabila seseorang yang memilik tingkat ekonomi menengah ke atas berpendidikan tinggi juga mempunyai jabatan dapat bekerja sama dengan masyarakat ke bawah untuk saling membantu dengan mendirikan koperasi kecil-kecilan dengan modal yang sudah di danai oleh orang yang mempunyai pengaruh kuat di daerah itu.

Pelapisan sosial pastilah terjadi dimanapun kita berada, namun tergantung dari bagaimana kita menyikapi dan menjaganya agar tidak adanya kecemburuan, kesenjangan, dan diskriminasi sosial pada masyarakat dalam tingkatan apapun, entah menengah ke atas atau ke bawah, semua manusia dengan derajat yang sama, yang membedakan tinggi rendah hanyalah akhlak yang mulia

rangkuman bab 5

PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT

1.Perbedaan kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu.individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya.kepentingan ini bersifat esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri,jika berhasil maka ia akan merasa puas dan sebaliknya,jika ia gagal dalam memenuhi kepentingan menimbulkan masalah baik dari dirinya maupun bagi lingkungannya.
Dengan berpegang pada prinsip ,maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan kepuasan pemenuhan dari mepentingan tersebut.
Individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya,baik jasmani maupun rohani.maka timbul perbedaan inividu dalam hal kepentingannya,perbedaan kepentingan itu antara lain:
1. Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang
2. Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri
3. Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
4. Kepentingan individu untuk meraih prestasi dan posisi
5. Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain
6. Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelompoknya
7. Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
8. Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri
Permasalahan utama dalam tinjauan konflik ini adalah jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan itu disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda antara pemerintah atau penguasa sebagai pemegang kendali ideologi dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi.
Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi mengenal beberapa fase yaitu:
1. Fase disorganisasi yang terjadi karena kesalah pahaman (akibat pertentangan antara harapan debgab standar normative) yang menyebabkan sulit atau tidak dapatnya satu kelompok sosial menyesuaikan diri dengan norma ideologi
2. Fase dis-interogasi (konflik) yaitu pernyataan tidak setuju dalam berbagai bentuk seperti timbulnya emosi massa,protes,aksi mogok,pemberontakan,dll.Walter W.Martin dkk mengemukakan tahapan dis-integrasi sebagai berikut:
• Ketidakpahaman anggota kelompok tentang tujuan sosial yang hen dak dicapai
• Norma sosial yang tidak membantu masyarakat dalam mencapai tujuan yang telah disepakati
• Norma yang telah dihayati dalam kelompok berrtentangan satu sama lain.
• Sanksi sudah semakin lemah
• Tindakan anggota masyarakat sudah bertentangan dengan norma kelompok.
2.PRANSANGKA,DISKRIMINASI,DSN ETHNOSENTRISME
A. prasangka dan Diskriminasi
Prasangka dan diskriminasi adalah dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuh kembangkan dan bahkan integrasi masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi,dimana setiap orang memilikinya sejak kecil,unsur sikap bermusuhan sudah nampak.
Perbedaan pokok antara prasangka dan diskriminatif adalah bahwa prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminatif pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk berespon baik secara positif atau negaative terhadap orang,objek atau situasi. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak baik tampak dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan,aksi yang bersifat realistis,sedangkan prasangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh individu masing-masing.
Prasangka ini sebagian bersifat apriori atau tidak berdasarkan pengalaman sendiri. Prasangka bisa diartikan sebagai sikap tergesa-gesa,berdasar generalisasi yang terlampau cepat dan berat sebelah.
Dalam kehidupan sehari-hari prasangka ini banyak dimuati emosi atau unsur efektif yang kuat. Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang yang bersangkutan mencoba mendiskriminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu salah dan akhirnya dibarengi dengan justifikasi diri,yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku sendiri.
b.Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi
tidak sedikit orang yang nudah berprasangka,namun banyak juga orang yang sukar untuk berprasangka.tampaknya kepribadian dan intelegensia,serta faktor lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya prasangka.
c.Sebab-Sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi
1. .latar belakang sejarah
2. Dilatarbelakangi oleh perkembangan sosio kultural dan situasional
3. Bersumber dari faktor keberuntungan
4. Perbedaan keyakinan,kepercayaan dan agama
d.Usaha mengurangi/menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi
1. perbaikan kondisi sosial ekonomi
Usaha pemerataan pembanguna dan peningkatan pendapatan bagi warga Negara Indonesia yang masih tergolong dibawah garis kemiskinan,dapat mengurangi kesenjangan sosial antara yang kaya dan miskin. Melalui pelaksanaan program pembangunan yang didukung oleh lembaga ekonomi seperti KUD,BUUD dan melalui program kredit seperti KCK(kredit candak kulak)Kredit Modal Kerja Permanen(KMKP).



2.Peluasan kesempatan belajar.
Usaha perluasan kesempatan belajar bagi warga Indonesia paling tidak dapat mengurangi prasangka bahwa program pendidikan tinggi hanya dapat dinikmati oleh kalangan masyarakat menengah keatas.
3.Sikap terbuka dan sikap lapang
Dengan sikap terbuka dan lapang diharapkan akan berlanjut dengan sikap salingh menghormati,menghargai dan menjauhkan diri dari sikap prasangka.
e.Ethnosentrisme
Ethnosentrisme yaitu anggapan suatu bangsa/ras yang cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai suatu yang prima,riil,logis,sesuai dengan kodrat alam dan beranggapan bahwa bangsa/ras lain kurang baik dimata mereka. Akibat dari ethnosentrisme adalah penampilan ethnosentrisme yang dapat menjadi penyebab utama kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
Ethnosentrisme dapat dianggap sebagai sikap dasar ideologi chauvinis yang melahirkan chaunivisme yaitu merasa diri superior,lebih unggul dari bangsa-bangsa lain dan memandang bangsa lain adalah inferior,nista,rendah,bodoh dll. Chaunivisme pernah dianut oleh orang-orang jerman pada masa Nazi hitler.
3.PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL/KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang.
Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan ciri dari situasi konflik,yaitu:
1. Terdapat dua atau lebih unit-unit bagian yang terlibat dalam konflik
2. Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan yaang tajam dalam kebutuhan,tujuan,masalah sikap,maupun gagasan.
3. Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.
Konflik dapat terjadipada lingkungan :
a. Pada taraf di dalam diri seseorang,konflik menunjuk adanya pertentangan ,ketidak pastian atau emosi dan dorongan yang antagonistic dalam diri seseorang.
b. Pada taraf kelompok,konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu,dari perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan,nilai-nilai dan norma,motivasi untuk menjadi anggota kelompok ,serta minat mereka.
c. Pada taraf masyarakat,konflik juga bersumber pada perbedaan antara nilai-nilai dan norma –norma kelompok dengan norma-norma dimana kelompok yang bersangkutan.
Cara pemecahan konflik adalah :
1. Elimination,yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat konflik,bengan mengungkapkan : kami mengalah,kami keluar dll.
2. Subjugation dan domination,artinya pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mengalah.
3. Majority rule,artinya suara terbanyak yang ditentukan voting.
4. Minority consent,artinya meyoritas yang menang,namun pihak minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
5. Compromise,artinya semua sub kelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.(halfway)
6. Integration(integrasi) artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan ,dipertimbangkan,dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai keputusan yang memuaskan kedua belah pihak.
4.GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL
A.Masyarakat Majemuk dan Nation Indonesia
Masyarakat indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan national yang berwujud negara Indonesia. Aspek dari kemasyarakatan tersebeu adalah sebagai berikut :
1. Suku bangsa dan kebudayaannya
2. Agama
3. Bahasa
4. Nasion indonesia
B.Integrasi
Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat yang majemuk.integrasi bukan peleburan,tetapi keserasian persatuan.
Mereka dapat hidup serasi berdampingan seperti yang tertyulis pada lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika,yang artinya berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan.
Variabel-variabel yang dapat menjadi penghambat integrasi adalah :
1. Klaim/tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya.
2. Isu asli tidak asli,berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antara warga negara asli dan keturunan.
3. Agama,sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan.
4. Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan.
C.Integrasi Sosial
Integrasi sosial dapat diartikan adanya kerja sama dari seluruh anggota masyarakat mulai dari individu,keluarga,lembaga masyarakat secara keseluruhan.
Dalam sejarah tercatat bahwa sumpah pemuda thn 1928 adalah suatu perwujudan solidaritas sosial yang begitu kental antar golongan pemuda. Mereka membaur menyatu tidak memandang bangsa ras,agama,bahasa,menuju terwujudnya integrasi sosial-integrasi sosial.
D.Integrasi Nasional
Integrasi nasional merupakan masalah yang dialami semua Negara atau Nation di dunia,yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya,contohnya perang saudara di Nigeria antara bangsa Hausa,Fulani,Ibo, dan Yusoba sehingga melahirkan negara baru yaitu Republik Baifara. Kemudian India terpecah dan melahirkan Pakistan.
1. Beberapa permasalah integrasi nasional
-perbedaan ideologi,disebabkan perbedaan falsafah hidup yang banyak berpengaruh dalam proses sosialisasinya maupun pembentukan konsep nalarnya.
-kondisi masyarakat yang majemuk,yang terdiri dari berbagai kelompok etnis baik pribumi maupun keturunan asi ng.
-masalah territorial daerah yang berjarak cukup jauh,kondisi ini akan mempererat kelompok etnis tertentu.
-pertumbuhan partai politik,memunculkan pertentangan politik dengan terjadinya demonstrasi,kerusuhan,serangan bersenjata,kekerasan plitik dll.

2. Upaya pendekatan.
Upaya yang dilakukan untuk memperkecil atau menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu antara lain :
• Mempertebal keyakinan seluruh warga Negara terhadap Ideologi Nasional
• Membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis dan antar daerah/pulau dengan membangun sarana komunikasi,informasi dan transportasi.
• Menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional
• Membentuk jaringan asimilasi bagi berbagai kelompok etnis baik pribumi atau keturunan asing.